Teori Pembelajaran Sosial Albert Bandura
Teori Pembelajaran Sosial Albert Bandura - Teori
pembelajaran sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang
tradisional (behavioristik)[1].
Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1986).
Teori
ini menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori-teori belajar perilaku,
tetapi memberi lebih banyak penekanan pada kesan dari isyarat-isyarat pada
perilaku, dan pada proses-proses mental internal. Jadi dalam teori pembelajaran
sosial kita akan menggunakan penjelasan-penjelasan reinforcement eksternal dan
penjelasan-penjelasan kognitif internal untuk memahami bagaimana kita belajar
dari orang lain. Dalam pandangan belajar sosial “manusia” itu tidak didorong
oleh kekuatan-kekuatan dari dalam dan juga tidak “dipukul” oleh
stimulus-stimulus lingkungan.
![]() |
Albert Bandura |
Latar Belakang Teori Pembelajaran Sosial
Sebuah teori dalam bidang
psikologis yang berguna dalam mengkaji dampak media massa adalah Teori
Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory). Teori ini dipopulerkan oleh
Albert Bandura dan dibantu oleh Richard Walter. Namun, pembelajaran sosial ini
pernah diteliti oleh dua orang psikolog, yaitu: Neil Miller dan John Dollard
pada tahun 1941.
Albert Bandura lahir pada 4
Desember 1925 di sebuah kota kecil Mundare sebelah utara Alberta, Kanada. Dia
menimba ilmu pada sebuah sekolah dasar kecil, yang menjadi satu dengan sekolah
menengah, dengan sumber daya yang minimal sehingga angka kesuksesan belum
tinggi. Setelah tamat sekolah menengah, dia bekerja pada sebuah lubang
pengisian panas pada Alaska Highway di Yukon. Dia mendapat gelar Sarjana
Psikologi dari University of British Columbia pada 1949. Kemuudian, ia
melanjutkan studi di University of Iowa dan dianugrahi gelar Ph.D pada tahun
1952. Kini ia menjadi profesor psikologi di Stanford University.
Richard Walter berasal dari
Wales. Dia menimba ilmu di Inggris pada Bristol dan Oxford. Sejak 1949 hingga
1953, ia menjadi dosen filsafat di Aucland University College, New Zealand.
Ketertarikannya pada psikologi membuatnya melanjutkan studi di Stanford
University dan mendapatkan gelar Ph.D pada tahun 1957 serta menjadi anak didik
dari Albert Bandura. Pada tahun 1963, ia mendapat gelar profesor psikologi dari
Universitas Waterloo. Sayangnya, pada tahun 1968 Walter meniggal secara tragis.
Dalam laporan hasil percobaan
Miller dan Dollard, mereka mengatakan bahwa peniruan (imitation) di antara
manusia tidak disebabkan oleh unsur instink atau program biologis. Penelitian
kedua orang tersebut mengindikasikan bahwa kita belajar (learn) meniru perilaku
orang lain. Artinya peniruan tersebut merupakan hasil dari satu proses belajar,
bukan bisa begitu saja karena instink. Proses belajar tersebut oleh Miller dan
Dollard dinamakan "social learning “(pembelajaran social). Perilaku
peniruan (imitative behavior) kita terjadi karena kita merasa telah memperoleh
imbalan ketika kita meniru perilaku orang lain, dan memperoleh hukuman ketika
kita tidak menirunya. Agar seseorang bisa belajar mengikuti aturan baku yang
telah ditetapkan oleh masyarakat maka "para individu harus dilatih, dalam
berbagai situasi, sehingga mereka merasa nyaman ketika melakukan apa yang orang
lain lakukan, dan merasa tidak nyaman ketika tidak melakukannya.",
demikian saran yang dikemukakan oleh Miller dan Dollard.
Dalam penelitiannya, Miller dan
Dollard menunjukan bahwa anak-anak dapat belajar meniru atau tidak meniru
seseorang dalam upaya memperoleh imbalan berupa permen. Dalam percobaannya
tersebut, juga dapat diketahui bahwa anak-anak dapat membedakan orang-orang
yang akan ditirunya. Misalnya jika orang tersebut laki-laki maka akan
ditirunya, jika perempuan tidak. Lebih jauh lagi, sekali perilaku peniruan
terpelajari (learned), hasil belajar ini kadang berlaku umum untuk rangsangan
yang sama. Misalnya, anak-anak cenderung lebih suka meniru orang-orang yang
mirip dengan orang yang sebelumnya memberikan imbalan. Jadi, kita mempelajari
banyak perilaku "baru" melalui pengulangan perilaku orang lain yang
kita lihat. Kita contoh perilaku orang-orang lain tertentu, karena kita
mendapatkan imbalan atas peniruan tersebut dari orang-orang lain tertentu tadi
dan juga dari mereka yang mirip dengan orang-orang lain tertentu tadi, di masa
lampau.
Dua puluh tahun berikutnya,
Albert Bandura dan Richard Walters (1959, 1963), mengusulkan satu perbaikan
atas gagasan Miller dan Dollard tentang belajar melalui peniruan. Bandura dan
Walters menyarankan bahwa kita belajar banyak perilaku melalui peniruan, bahkan
tanpa adanya penguat (reinforcement) sekalipun yang kita terima. Kita bisa
meniru beberapa perilaku hanya melalui pengamatan terhadap perilaku model, dan
akibat yang ditimbulkannya atas model tersebut. Proses belajar semacam ini
disebut "observational learning" - pembelajaran melalui pengamatan.
Contohnya, percobaan Bandura dan Walters mengindikasikan bahwa ternyata
anak-anak bisa mempunyai perilaku agresif hanya dengan mengamati perilaku
agresif sesosok model, misalnya melalui film atau bahkan film karton.
Bandura (1971), kemudian
menyarankan agar teori pembelajaran sosial sebaiknya diperbaiki lebih jauh
lagi. Dia mengatakan bahwa teori pembelajaran sosial yang benar-benar melulu
menggunakan pendekatan perilaku dan lalu mengabaikan pertimbangan proses
mental, perlu dipikirkan ulang.
Asumsi Dasar Teori Pembelajaran Sosial
Adapun asumsi dasar teori pembelajaran sosial adalah sebagai
berikut:
- Tingkat tertinggi dari pembelajaran hasil pengamatan dicapai dengan mengatur dan berlatih memperagakan perilaku secara simbolis kemudian memerankannya secara terbuka. Peniruan perilaku termasuk kata, label atau kesan pada ingatan yang lebih baik dari sekadar mengamati.
- Individu kemungkinan besar mengadopsi perilaku model jika model tersebut serupa dengan si pengamat dan memiliki kekaguman padanya dan perilaku memiliki fungsi nilai.
- Individu kemungkinan besar mengadosi perilaku orang lain jika berkesudahan dengan penghargaan padanya.
Pembahasan Teori Pembelajaran Sosial
Teori belajar secara tradisional menyatakan bahwa belajar
terjadi dengan cara menunjukkan tanggapan (response) dan mengalami efek-efek
yang timbul .Penentu utama dalam belajar adalah peneguhan (reinforcement), di
mana tanggapan akan diulangi menjadi pelajaran jika organisme mendapat hukuman
(reward). Tanggapan tidak akan diulangi kalau organisme mendapat hukuman
(punishment) atau bila tanggapan tidak memimpinnya ke tujuan yang dikehendaki.
Jadi, perilaku diatur secara eksternal oleh kondisi stimulus yang ditimbulkan
leh kondisi-kondisi peneguhan. Bandura berpendapat bahwa lingkungan mempengaruhi perilaku
dan sebaliknya, perilaku juga mempengaruhi lingkungan. Dia menamakan konsepnya
ini reciprocal determinism (aturan timbal balik) yang maksudnya lingkungan dan
perilaku seseorang saling mempengaruhi satu sama lain. Kemudian lebih lanjut ia memulai untuk melihat kepribadian
sebagai sebuah interaksi di antara tiga komponen, yaitu: lingkungan, perilaku,
dan porses psikologis seseorang. Proses psikologis tersebut maksudnya terdiri
dari kemampuan kita untuk memiliki gambaran dalam pikiran kita dan bahasa.
Menurut versi Bandura, maka teori pembelajaran sosial
menekankan pada:
(1) observational learning (pembelajaran dari hasil
pengamatan) atau modeling,
(2) self-regulation (regulasi diri),
(3) self-efficacy (efikasi diri),
(4) self-determinism (determinasi diri),
(5) vicarious reinforcement.
Observational Learning (pembelajaran dari hasil pengamatan
atau modeling)
Berdasarkan teori pembelajaran sosial, pengaruh peniruan
menghasilkan pembelajaran melalui fungsi informatif. Selama mengamati, pengamat
umumnya mendapatkan representasi simbolis dari aktivitas-aktivitas model yang
melayani sebagai pemandu untuk penampilan yang tepat.
Ada beberapa langkah yang diperlukan dalam proses modeling:
1. Attention processes
Ketika kita sedang ingin mempelajari sesuatu, kita harus
memperhatikannya. Demikian juga sesuatu yang mengurangi perhatian, maka akan
mengurangi pembelajaran, termasuk pembelajaran dari hasil pengamatan. Sebagai
contoh, jika kita mengantuk, grogi, kecanduan, sakit, gugup atau “berlebihan”,
kita tidak dapat belajar dengan baik. Demikian pula bila pikiran kita
dikacaukan oleh rangsangan persaingan.
Sesuatu yang mempenaruhi perhatian adalaha karakteristik
model. Kita akan lebih memperhatikan ika modelnya colorful, dramatis, atraktif,
atau berwibawa atau terlihat sangat kompeten. Dan kita juga akan lebih
memperhatikan jika model tersebut terlihat sama dengan diri kita. Inilah
jenis-jenis variabel yang ditujukan langsung oleh Bandura ke arah pengujian
televisi dan dampaknya pada anak-anak.
2. Retention processes (ingatan/penyimpanan)
Tahap yang kedua, kita harus mampu menyimpan (mengingat) apa
uang harus diperhatikan. Ini merupakan awal di mana perumpamaan dan bahasa
berasal: kita menyimpan apa yang kita lihat pada yang dilakukan model dalam
bentuk penggambaran mental atau deskripsi verbal. Ketika benar-benar disimpan,
kemudian kita dapat “membawa” kesan atau deskripsi itu, kita dapat menirunya
dengan tingkah laku kita sendiri.
3. Motor reproduction processes
Dalam hal ini, kita hanya duduk dalam angan-angan atau
lamunan. Kita harus menerjemahkan atau mewujudkan kesan/deskripsi ke dalam
tingkah laku yang sebenarnya. Jadi, kita harus memiliki kemampuan mereproduksi
tingkah laku sebagai urutan terpenting. Sebagai contoh, kita biasa melihat
orang bermain sepak bola, belum tentu kita tidak bisa menendang bola dengan
keras menuju gawang apabila kita tidak bisa bermain sepak bola dengan baik.
Namun, kita bisa bermain sepak bola, dalam dunia nyata kemampuan kita akan
meningkat apabila menonton pemain sepak bola yang bermain lebih baik dari kita.
Hal penting lainnya dari reproduksi yaitu kemampuan kita
untuk meniru akan bertambah baik dengan latihan pada hal-hal menyangkut tingkah
laku. Tak hanya itu, kemampuan kita akan bertambah baik ketika kita
membayangkan penampilan diri kita.
4. Motivational processes
Teori pembelajaran sosial membedakan antara kemahiran dan
penampilan karena orang-orang tidak akan melakukan apapun jika tidak
termotivasi untuk meniru.
Jenis-jenis motivasi menurut Bandura:
- past reinforcement: menurut tingkah laku tradisional
- promised reinforcement: dorongan-dorongan yang dapat kita bayangkan
- vicarious reinforcement: melihat dan menghubungkan kembali model untuk diperkuat.
- past punishment: hukuman yang telah berlalu
- promised punishment: hukuman yang akan tiba (ancaman)
- vicarious punishment: hukuman yang seolah-olah dialami oleh diri sendiri
Ulasan di atas (poin a, b, c) secara tradisional
dipertimbangkan menjadi suatu “penyebab” pembelajaran. Bandura mengatakan bahwa
mereka tidak banyak menjadi penyebab pembelajaran seperti menyebabkan kita
untuk menunjukkan apa yang sudah kita pelajari. Jadi, ia melihat mereka sebagai
motivasi. Motivasi negatif ternyata ada baiknya juga dan memberikan kita alasan
untuk tidak meniru seseorang (poin d, e, f). Seperti pada kebanyakan behavioris
tradisional, Bandura mengatakan bahwa hukuman dalam bentuk apapun tidak akan
bekerja dengan baik sebagai penguatan dan faktanya memiliki kecenderungan
“sudah terbaca sebelumnya” oleh kita.
Self-regulation (regulasi diri)
Pengaturan diri – mengontrol tingkah laku kita sendiri –
dalam kata lain “pekerja keras” pada kepribadian manusia. Bandura menyatakan
tiga langkah, yaitu:
a. self-observation (observasi diri)
kita melihat diri kita sendiri, tingkah laku kita dan
menjaga etiket itu.
b. judgment (penilaian)
kita membandingkan apa yang kita lihat dengan sebuah
standar. Sebagai contoh, kita dapat membayangkan penapilan kita dengan standar
tradasional, seperti “aturan tatacara” atau kita dapat menciptakan aturan yang
lebih mengikat, seperti “saya akan membaca buku seminggu sekali”. Atau kiat
dapat bersaing dengan orang lain atau dengan diri kita sendiri.
c. self-response (respon diri)
jika kita mengerjakan sesuatu dengan baik dalam perbandingan
dengan sebuah standar, kita memberikan diri kita sendiri penghargaan atau
apresiasi sebagai respon diri. Kalau kita mengerjakan sesuatu yang buruk, kita
memberikan hukuman untuk diri kita sendiri sebgai respon diri. Respon diri
berkisar dari nyata (mendorong lebih pada tindakan langsung) dan lebih
tersembunyi (merasa malu atau bangga).
Konsep yang sangat penting dari psikologi yang dapat
dimengerti dengan regulasi adalah self-concept (konsep diri, lebih dikenal
sebagai self esteem -penghargaan diri-). Jika kita sudah cukup lama hidup
(telah dewasa), kita akan menemukan standar hidup kita sendiri dan kehidupan
yang memiliki self-praise dan self-reward akan mempunyai sebuah self-concept
yang baik (self-esteem yang tinggi). Begitupun sebaliknya, kalau kita gagal
menemukan standar hidup kita sendiri dan sering menghukum diri sendiri, kita
akan memiliki self-concept yang buruk (self-esteem rendah).
Behavioris umumnya memandang reinforcement penguatan adalah
efektif dan punishment (hukuman) penuh dengan masalah. Tiga akibat dari
self-punishment yang berlebihan menurut Bandura, yaitu:
a. kompensasi: kompleks yang superior, contohnya khayalan
tentang kemewahan,
b. ketidakaktifan: apatis, depresi, dan kebosanan,
c. pelarian (escape): narkoba, alkohol, fantasi televisi,
atau mungkin bunuh diri.
Bandura mengemukakan tiga langkah self-regulation terhadap
penderita self-esteem yang buruk, yaitu:
a. regarding self-observation : observasi mengenai diri. Tahu
siapa diri mereka. Tahu gambaran yang tepat tentang perilaku kita,
b. regarding standards : yakinkan diri standar kita tidak
terlalu tinggi, jangan sampai diri kita gagal. Tetapi kalau standar kita
terlalu rendah, tentu tidak berarti pula,
c. regarding self-response : gunakanlah penghargaan
(self-reward) bukan self-punishment serta rayakanlah kemenenganmu, jangan larut
pada kegagalan.
Self-efficacy (Efikasi diri)
Efikasi diri merupakan persepsi diri sendiri mengenai
seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu. Efikasi diri juga
merupakan perasaan optimis mengenai diri kita yang berkemampuan dan efektif.
Secara singkat, efikasi diri adalah sejauh mana kita mampu mencapai sesuatu.
Efikasi diri tumbuh dari keberhasilan-keberhasilan yang pernah dilakukan.
Reciprocal Determinism (Faktor-faktor Hubungan Timbal Balik)
Dari perspektif pembelajaran sosial, fungsi psikologi adalah
lanjutan interaksi timbal balik antara kepribadian, tingkah laku, dan lingungan
sebagai pengatur.
a. Interdependence of personal and environmental influence
(ketergantungan antara pribadi dan lingkungan)
Seperti kita ketahui, faktor pribadi internal dan tingkah
laku juga menjalankan sebgai faktor-faktor hubungan timbal balik dari yang
lainnya. Salah satu contohnya adalah ekspektasi seseorang berpengaruh pada
bagaimana dia berperilaku dan hasilnya akan merubah ekspektasinya. Kelemahan
utama dari perumusan tradisional adalah mereka menghilangkan penempatan
perilaku dan lingkungan sebagai kesatuan yang terpisah. Pada kebanyakan bagian,
lingkungan hanya sebuah kemampuan hingga perwujudan dengan aksi yang tepat.
b. Reciprocal influence and the exercise of self-direction
Diskusi proses sebab akibat melahirkan masalah pokok
determinisme dan kebebasan individu. Dalam kerangka pembelajaran sosial,
kebebasan didefinisikan sebagai hubungan dari sejumlah pilihan yang tersedia
pada manusia dan penggunaan yang tepat baginya. Dari perilaku alternatif dan
hak istimewa yang dimiliki seseorang, yang terbesar adalah kebebasannya
beraksi.
c. Reciprocal influence and the limits of social control
(pengaruh timbal balik dan terbatasnya kontrol sosial)
Operasi dari pengaruh timbal balik menekankan pada perhatian
publik untuk memajukan pengetahuan psikologis akan meningkatkan pada
perhitungan manipulasi dan kontrol orang-orang. Reaksi yang umum pada ketakutan
adalah semua perilaku itu tidak dapat diacuhkan untuk dikontrol. Ketika
orang-orang memberitahukan tentang bagaimana perilaku dapat dikontrol, ia
cenderung untuk menolak pengaruhnya, dengan begitu membuat manipulasi semakin
sulit.
Vicarious Reinforcement
Vicarious reinforcement menandai ketika pengamat
meningkatkan perilaku terhadap sesuatu yang pernah ia lihat dari orang lain.
Akibat positif pengamatan paling utama mungkin untuk membantu pengembangan
adopsi perilaku yang mana memiliki aspek yang kurang baik dan oleh karena itu
membutuhkan dorongan jika mereka ingin melakukannya. Ketika orang lain mengajak
untuk berpartisipasi pada aktivitas yang menyenangkan, biasanya terhalang oleh
larangan sosial.
Aplikasi Teori Pembelajaran Sosial
Teori pembelajaran sosial telah diterapkan secara ekstensif
untuk pemahaman agresi dan gangguan psikologis, terutama pada konteks perubahan
perilaku. Teori ini juga dasar teoritis untuk teknik peniruan perilaku yang
digunakan pada program pelatihan secara luas. Contoh pembelajaran sosial yang
umum adalah pada televisi komersial.
Teori ini diaplikasikan pada perilaku konsumen Teori ini
menyatakan bahwa terjadi banyak pembleajaran melalui pengamatan pada perilaku
orang lain. Teori ini juga sangat berguna untuk menganalisis kemungkinan dampak
kekerasan yang ditayangkan televisi.
Sumber:
Ardianto, Elvinaro., dkk. 2007. Komunikasi Massa: Suatu
Pengantar, Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Baldwin, John R. 2004. Communication Theories: for Everyday
Life. USA: Pearson Education. Inc
Bandura, A. 1977. Social Learning Theory. Englewood Cliffs,
New Jersey: Prentice-Hall. Inc.
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat
Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Hall, Calvin S. dan Gardner Lindzey. 1970. Theories of
Personality, Second Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc
NN. 2006. Psikologi Sosial: The Mental. Diktat. Jatinangor:
Universitas Padjadjaran Fakultas Psikologi.
Severin, Werner J. dan James W. Tankard, Jr. 2007. Teori
Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan Di Dalam Media Edisi Ke-5. Penerjemah
Sugeng Hariyanto. Jakarta: Kencana
Demikianlah Artikel Teori Pembelajaran Sosial Albert Bandura
Sekian artikel Teori Pembelajaran Sosial Albert Bandura kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Teori Pembelajaran Sosial Albert Bandura dengan alamat link https://www.dunia-mulyadi.com/2016/11/teori-pembelajaran-sosial-albert-bandura.html
0 Response to "Teori Pembelajaran Sosial Albert Bandura"
Post a Comment
Terimakasih atas Kunjungannya serta Komentarnya.....Jangan Lupa Like and Sharenya Thanks......