Rangkuman Materi Fisiologi Sistem Saraf
Fungsi Sel saraf dan Potensial Aksi
Sistem
saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung
membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu
sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
1. Badan sel
Badan
sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke
akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria,
sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan sel. Badan sel merupakan
kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.
2. Dendrit
Dendrit
adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit
merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan
mengantarkan rangsangan ke badan sel.
3. Akson
Akson
disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan
perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang
halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa
lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi
untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus
oleh sel- selsachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat
menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit.
Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson
dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan
mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi
mempercepat jalannya rangsangan.
Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:
1. Sel saraf sensorik
adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera.
2. Sel saraf motorik
adalah
sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot
dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak
dan sumsum tulang belakang.
3. Sel saraf penghubung
adalah
sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf
lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang
belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel
saraf motorik.
Fungsi Sistem Saraf Pusat, Spinal, Cranial, dan otak
Sistem saraf pusat
System Saraf Pusat terdiri atas:
a. Otak
Otak
merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur
dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak,
beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama otak adalah
otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak.
Otak besar merupakan pusat
pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak besar dibagi menjadi dua
belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri Masing-masing belahan pada
otak tersebut disebut hemister. Otak besar belahan kanan mengatur dan
mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri, sedangkan otak belahan kiri
mengatur dan mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan.
Otak kecil terletak di bagian
belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil terdiri
atas dua lapisan, yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan lapisan dalam
berwarna putih. Otak kecil dibagi menjadi dua bagian, yaitu belahan kiri
dan belahan kanan yang dihubungkan oleh jembatan varol. Otak kecil
berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan
kerja otot ketika seseorang akan melakukan kegiatan.
Batang otak tersusun dari medula
oblangata, pons, dan otak tengah. Batang otak terletak di depan otak
kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung antara otak besar dan
otak kecil. Batang otak disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum
penghubung. Batang otak terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan dalam
dan luar berwarna kelabu karena banyak mengandung neuron. Lapisan luar
berwarna putih, berisi neurit dan dendrit. Fungsi dari batang otak
adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut
jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak
disadari.
b. Sumsum tulang belakang
Sumsum
tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang,
mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang
kedua. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan
luar berwana putih dan lapisan dalam berwarna kelabu. Lapisan luar
mengandung serabut saraf dan lapisan dalam mengandung badan saraf.
Di dalam sumsum tulang belakang
terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya
adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai
pusat pengatur gerak refleks.
Saraf-saraf kranial
Nomor Nama Jenis Fungsi
I Olfaktori
Sensori Menerima rangsang dari hidung dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai sensasi bau
II Optik
Sensori Menerima rangsang dari mata dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai persepsi visual
III Okulomotor
Motorik Menggerakkan sebagian besar otot mata
IV Troklear
Motorik Menggerakkan beberapa otot mata
V Trigeminal
Gabungan Sensori: Menerima rangsangan dari wajah untuk diproses di otak sebagai sentuhan
Motorik: Menggerakkan rahang
VI Abdusen
Motorik Abduksi mata
VII Fasial
Gabungan Sensorik: Menerima rangsang dari bagian anterior lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa
Motorik: Mengendalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah
VIII Vestibulokoklear
Sensori Sensori sistem vestibular: Mengendalikan keseimbangan
Sensori koklea: Menerima rangsang untuk diproses di otak sebagai suara
IX Glosofaringeal
Gabungan Sensori: Menerima rangsang dari bagian posterior lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa
Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam
X Vagus
Gabungan Sensori: Menerima rangsang dari organ dalam
Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam
XI Aksesori
Motorik Mengendalikan pergerakan kepala
XII Hipoglosal
Motorik Mengendalikan pergerakan lidah
Saraf Spinal
Tiga
puluh satu pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radik
dorsalis (posterior ) dan ventral (anterior). Pada bagian distal radiks
dorsl ganglion, dua radiks bergabung membentuk satu saraf spinal. Semua
saraf tersebut adalah saraf gabungan (motorik dan sensorik ), membawa
informasi kekorda melalui neuron aferen dan meninggalkan korda melalui
sarar aferen. Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia
kolumna vertebralis tempat munculnya saraf tersebut
a. Saraf servikal, delapan pasang ( C1 sampai C8 )
b. Saraf torak,12 pasang ( T1 sampai T2 )
c. Saraf lumbal, 5 pasang ( L1 sampai L5 )
d. Saraf sakral, 5 pasang ( S1 sampai S5 )
e. Saraf koksiks, 1 pasang
Pada
semua saraf spinal kecuali bagian torakal, saraf-saraf spinal bagian
ventral ini saling terjalin sehingga membentuk jalinan saraf yang
disebut pleksus, dengan demikian terbentuk Pleksus :
1.
Pleksus servikal, terbentuk dari empat saraf servikal C1 samapai C4,
yang menyarafi leher,kulit kepala,otot leher serta dada. Saraf
terpenting adalah saraf frenik yang menyarafi diaframa.
2. Pleksus brakial terbentuk dari C5 sampai T1 atau T2, saraf ini menyarafi ekstrimitas atas
3.
Saraf torakal T3 sampai T11, saraf ini tidak membentuk pleksus tetapi
keluar dari ruang interkostalis. Saraf-saraf ini menyarafi otot-otot
abdomen bagian atas, kulit dada dan abdomen
4.
Pleksus lumbal berasal dari segmen T12 sampai L4, saraf ini menyarafi
otot dinding abdomen,paha dan genitalia eksterna. Saraf terbesar adalah
saraf femoral, yang menyarafi otot paha anterior, regia panggul dan
tungkai bawah
5. Pleksus sakral terbentuk dari L4 sampai S4, saraf ini menyarafi anggota gerak bawah, bokong, dan regia perineal.
6. Pleksus koksigealis terbentuk dari S4 samapi koksigealis, saraf ini menyarafi regia koksigeas.
Sirkulasi Otak
Anatomi Sirkulasi Otak
Sirkulasi
otak dapat dibagi menjadi sirkulasi anterior (carotid) dan posterior
(vertebrobasiler), yang bertemu di dasar otak melalui sistem anastomose
yang membentuk sirkulus Willisi.
Sirkulasi Anterior
Arteri
carotis dextra berasal dari arteri inominata, sedangkan arteri carotis
sinistra berasal langsung dari arcus aorta. Pada ketinggian sekitar
vertebrae cervical keempat, arteri carotis communis terbagi menjadi
arteri carotis eksterna, yang mensuplai wajah dan scalp, dan arteri
carotis interna, yang mensuplai sirkulasi intracranial.
Arteri
carotis interna (ICA) terbagi menjadi segmen cervical (C1), petrosus
(C2), intracavernosus (C3) dan supraklinoid (C4). Trunkus
meningeohipofiseal berasal dari carotis intrakavernosa dan memberikan
percabangan yang mensuplai kelenjar pituitari dan basal meningeal.
Setelah keluar dari sinus kavernosus, ICA menembus lapisan dura untuk
membentuk segmen supraklinoid, yang akan memanjang hingga bifurcartio
carotis. Cabang intradura yang pertama adalah arteri ophtalmica, yang
mensuplai aliran darah ke orbita dan merupakan sumber potensial dari
sirkulasi kolateral.
Cabang
carotis berikutnya, arteri comunicans posterior (PCoA), menghubungkan
sirkulasi anterior dan posterior. Biasanya terdapat tujuh cabang dari
bagian medial arteri ini, yang akan mensuplai batang otak sebelah
lateral dan bagian inferior basal ganglia.
Arteri
choroidal anterior (AChoA) bermula pada 2-4 mm distal dari PCoA dan
merupakan cabang besar yang terakhir sebelum bifurcatio. Arteri ini
mensuplai jalur penglihatan (traktus opticus, lateral geniculate body,
radiatio opticus), sebagian basal ganglia, dan jalur kortikospinal.
Oklusi dari AChoA dapat menyebabkan defisit berupa hemiplegi dan
hemianopsian atau tidak ada defisit sama sekali.
Setelah
AChoA, ICA akan bercabang untuk membentuk arteri cerebral anterior
(ACA) dan arteri cerebral media (MCA). Bagian dari ACA diantara
percabangan ICA dan arteri comunicans anterior (ACoA) merupakan segmen
A1 dari ACA. Segmen ini akan bercabang menuju kapsula interna, thalamus,
dan hipothalamus.
ACoA
menghubungkan dua ACA dan menentukan lokasi dimana A1 menjadi arteri
cerebral anterior distal (A2). Cabang dari ACoA mensuplai hipothalamus
anterior. Cabang terbesar dari area ACA/ACoA adalah arteri recuren
Heubner, yang mensuplai anterior dari basal ganglia dan kapsula interna.
Arteri cerebral anterior distal
(A2) berjalan superior dan posterior dari ACoA, didalam fissura
interhemisfer, dan membagi diri menjadi arteri pericallosal dan arteri
callosomarginal didekat genu dari corpus callosum. A2 dan cabangnya
mensuplai bagian medial dari lobus frontalis dan parietalis.
Segmen
pertama dari MCA (M1) berjalan dari percabangan ICA menuju percabangan
MCA dalam fissura Sylvii. Arteri lenticulostriata lateralis dan media
berasal dari segmen M1 ini, yang keluar dari sudut kanan bagian dorsal
M1 dan mensuplai basal ganglia serta terutama bagian superior kapsula
interna.
Pada fissura Sylvii,
MCA berbagi menjadi 2-4 cabang, yaitu segmen M2. Pada titik inilah
sebagian besar aneurysma MCA terjadi. Segmen M2 keluar dari fissura
Sylvii dan menyebar pada lengkungan hemisfer untuk mensuplai bagian
lateral dari lobus frontal, parietal, occipital, dan temporal.
Sirkulasi Posterior
Arteri
vertebralis (VA) merupakan cabang pertama dari arteri subclavia.
Setelah keluar dari sudut kanan arteri subclavia, VA berjalan beberapa
cm sebelum masuk kedalam foramen intervertebralis dari C6. Setelah itu
ia akan berjalan sepanjang foramen dari C6 hingga C1 dan melewati bagian
superior dari arcus C1 dan menembus membran atlantooccipital dan masuk
kedalam rongga kepala. Saat berjalan kearah ventral dan superior, ia
memberikan cabang arteri cerebellar inferior posterior (PICA) sebelum
akhirnya bersatu dengan VA dari arah yang berlawanan pada pertengahan
bagian ventral dari pontomedulary junction untuk membentuk arteri
basillaris (BA). BA akan bercabang membentuk dua arteri cerebral
posterior pada pontomesencephalic junction. Hubungan menuju sirkulasi
anterior melalui PCoA akan melengkapi sirkulus Willisi.
PICA
merupakan cabang terbesar dari sirkulasi posterior (vertebrobasiller)
dan mensuplai medulla vermis inferior, tonsil, dan bagian inferior
hemisfer cerebellum. PICA juga sangat erat kaitannya dengan saraf
kranial ke 9, 10, dan 11.
Arteri
cerebellar inferior anterior (AICA) biasanya bermula dari distal dari
vertebrobasilary junction setinggi pontomedullary junction, mensuplai
pons, pedunculus cerebellar media, dan bagian tambahan cerebellum.
Selain itu AICA juga terkait erat dengan saraf kranial ke 7 dan 8.
Arteri
cerebellar superior (SCA) berasal dari proksimal percabangan basilaris,
dan mensuplai otak tengah, pons sebelah atas, dan bagian atas
cerebellum. Cabang dari SCA akan membentuk anastomose dengan cabang dari
PICA dan IACA pada hemisfer cerebellum dan merupakan sumber potensial
dari aliran kolateral.
Arteri
cerebralis posterior (PCA) dibentuk oleh percabangan BA dan mensuplai
otak tengah bagian atas, thalamus posterior, bagian posteromedial lobus
temporalis, dan lobus occipitalis.
Sirkulus
Willisi merupakan sirkulasi kolateral antara pembuluh darah
intrakranial. Terpisah dari kolateral ophtalmicus, terdapat beberapa
tempat anastomose lain antara pembuluh darah ekstra dan intrakranial,
mencakup anastomose melalui arteri sphenopalatina, arteri dari foramen
rotundum dan cabang kecil yang biasanya ada pada tulang petrosus. Arteri
utama yang mensuplai dura adalah arteri meningea media dan cabang
ascending arteri pharyngeal, cabang dari sirkulasi eksternal. Terkadang
dapat terbentuk anastomose antara dura dan permukaan korteks. Sebagai
tambahan, hubungan antara carotis dan vertebrobasillar dapat terjadi.
Mekanisme Reflek
Gerak
refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling
sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensor,
interneuron, dan neuron motor,yang mngalirkan impuls saraf untuk tipe
reflek tertentu.Gerak refleks yang paling sederhana hanya memerlukan dua
tipe sel sraf yaitu neuron sensor dan neuron motor.
Gerak
refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan
dan menyakitkan. Misalnya bila kaki menginjak paku,secara otomatis kita
akan menarik kaki dan akan berteriak. Refleks juga terjadi ketika kita
membaui makanan enak , dengan keluarnya air liur tanpa disadari.
Berikut skema gerak refleks:
Gerak
refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh saraf sensori
langsung disampaikan oleh neuron perantara (neuron penghubung).Hal ini
berbeda sekali dengan ekanisme gerak biasa.
Gerak
biasa rangsangan akan diterimaleh saraf sensorik dan kemudian
disampaikan langsung ke ota. Dari otak kemudian dikeluarkan perintah ke
saraf motori sehingga terjadilah gerakan. Artinya pada gerak biasa
gerakan itu diketahui atu dikontrol oleh otak. Sehingga oleh sebab itu
gerak biasa adalah gerak yang disaari.
Aktivitas Reflek
Jalur
– jalur saraf saraf yang berperan dalam pelaksanaan aktivitas refleks
dikenal sebagai lengkung refleks. Refleks sangat penting untuk
pemeriksaan keadaan fisis secara umum, fungsi nervus, dan koordinasi
tubuh. Dari refleks atau respon yang diberikan oleh anggota tubuh ketika
sesuatu mengenainya dapat diketahui normal tidaknya fungsi dalam tubuh.
Unit
dasar setiap kegiatan reflex terpadu adalah lengkung reflex. Lengkung
reflex ini terdiri dari alat indra, serat saraf aferen, satu atau lebih
sinaps yang terdapat di susunan saraf pusat atau di ganglion simpatis,
serat saraf eferen, dan efektor. Pada mamalia, hubungan (sinaps) antara
neuron somatil aferen dan eferen biasanya terdapat di otak atau medulla
spinalis. Serat neuron aferen masuk susunan saraf pusat melalui radiks
dorsalis medulla spinalis atau melalui nervus kranialis, sedangkan badan
selnya akan terdapat di ganglion-ganglion homolog nervi kranialis atau
melalui nervus cranial yang sesuai. Kenyataan radiks dorsalis medulla
spinalis bersifat sensorik dan radiks ventralis bersifat motorik dikenal
sebagai hokum Bell-Magendie.
Kegiatan
pada lengkung reflex dimulai di reseptor sensorik, sebagai potensial
reseptor yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Potensial
reseptor ini akan membangkitkan potensial aksi yang bersifat gagal atau
tuntas, di saraf aferen. Frekuensi potensial aksi yang terbentuk akan
sebanding dengan besarnya potensial generator. Di system saraf pusat
(SSP), terjadi lagi respons yang besarnya sebanding dengan kuat
rangsang, berupa potensial eksitasi pascasinaps (Excitatory Postsynaptic
Potential=EPSP) dan potesial inhibisi postsinaps (Inhibitory
Postsynaptic Potential=IPSP) di hubungan-hubungan saraf (sinaps). Respon
yang timbul di serat eferen juga berupa repons yang bersifat gagal atau
tuntas. Bila potensial aksi ini sampai di efektor, terjadi lagi respons
yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Bila efektornya berupa
otot polos, akan terjadi sumasi respons sehingga dapat mencetuskan
potensial aksi di otot polos. Akan tetapi, di efektor yang berupa otot
rangka, respons bertahap tersebut selalu cukup besar untuk mencetuskan
potensial aksi yang mampu menghasilkan kontraksi otot. Perlu ditekankan
bahwa hubungan antara neuron aferen dan eferen biasanya terdapat di
system saraf pusat, dan kegiatan di lengkung reflex ini dapat
dimodifikasi oleh berbagai masukan dari neuron lain yang juga bersinaps pada neuron eferen tersebut.
Lengkung
reflex. Paling sederhana adalah lengkung reflex yang mempunyai satu
sinaps anatara neuron aferen dan eferen. Lengkung reflex semacam itu
dinamakan monosinaptik, dan reflex yang terjadi disebut reflex
monosinaptik. Lengkung reflex yang mempunyai lebih dari satu interneuron
antara neuron afern dan eferen dinamakan polisanptik, dan jumlah
sinapsnya antara 2 sampai beberapa ratus. Pada kedua jenis lengkung
reflex, terutama pada lengkung reflex polisinaptik. Kegiatan refleksnya
dapat dimodifikasi oleh adanya fasilitas spasial dan temporal, oklusi,
efek penggiatan bawah ambang (subliminal fringe), dan oleh berbagai efek
lain.
Bila suatu otot rangka
dengan persarafan yang utuh direnggangkan, akan timbul kontraksi.
Respons ini disebut reflex renggang. Rangsangannya adalah regangan pada
otot, dan responnya berupa kontraksi otot yang direnggangkan.
Reseptornya adalah kumparan otot (muscle spindle). Impuls yang timbul
akibat peregangan kumparan otot yang dihantarkan ke SSP melalui
sera-serat sensorik cepat yang langsung bersinaps dengan neuron motorik
otot yang teregang itu. Neurotransmitter di sinaps yang berada di SSP
ini adalah glutamate. Reflex-refleks regang merupakan contoh reflex
monosimpatik yang paling dikenal dan paling banyak diteliti. Jika suatu
otot keseluruhan diregangkan secara pasif, serat-serat intrafusal di
dalam gelendong-gelendong otot juga teregang, terjadi peningkatan
pembentukan potensial aksi di serat saraf aferen yang ujung-ujung
sensoriknya berakhir di serat-serat gelendong yang teregang tersebut.
Neuron aferen secara langsung bersinaps dengan neuron motorik alfa yang
mempersarafi serat-serat ekstrafusal otot yang sama, sehingga terjadi
kontraksi otot itu. Refleks regang (stretch reflex) ini berfungsi
sebagai mekanisme umpan balik negative untuk menahan setiap perubahan
pasif panjang otot, sehingga panjang optimal dapat dipertahankan.
Contoh
klasik reflex regang adalah reflex tendon patella atau knee-jerk
reflex. Otot- otot ekstenson lutut adalah kuadriseps femoris, yang
membentuk anterior paha dan melekat ke tibia (tulang kering) tepat di
bawah lutut melalui tendon patella. Pengetukan tendon ini dengan sebuah
palu karet akan secara pasif meregangkan otot-otot kuadriseps dan
mengaktifkan reseptor-reseptor gelendongnya. Reflex regang yang terjadi
menimbulkan kontraksi otot ekstensor ini, sehingga lutut mengalami
ekstensi dan mengangkat tungkai bawah dengan cara yang khas. Pemeriksaan
ini dilakukan secara rutin sebagai penilain pendahuluan fungsi system
saraf. Reflex patella yang normal mengindikasikan dokter bahwa sejumlah
komponen saraf dan otot-gelendong otot, masukan aferen, neuron motorik,
keluaran eferen taut neuromuskulus, dan otot itu sendiri-berfungsi
normal. Reflex ini juga mengindikasikan adanya keseimbangan antara
masukan eksitorik dan inhibitorik ke neuron motorik dari pusat-pusat
yang lebih tinggi di otak.
Tujuan
utama reflex regang adalah menahan kecenderungan peregangan pasif
otot-otot ekstensor yang ditimbulkan oleh gaya gravitasi ketika
seseorang berdiri tegak. Setiap kali sendi lutut cenderung melengkung
akibat gravitasi, otot-otot kuadriseps teregang. Kontraksi yang terjadi
pada otot ekstensor ini akibat reflex regang dengan cepat meluruskan
lutut, menahan tungkai tetap terkstensi, sehingga orang yang
bersangkutan tetap berdiri tegak.
Stretch
dinamis dan statis Stretch Reflex. Itu refleks regangan dapat dibagi
menjadi dua komponen: refleks peregangan dinamis dan reflex regangan
statis. Dinamis adalah menimbulkan refleks regangan oleh menimbulkan
sinyal dinamis ditularkan dari indra utama akhiran dari spindle otot,
yang disebabkan oleh peregangan cepat atau unstretch. Artinya, ketika
tiba-tiba otot diregangkan atau teregang, sinyal kuat ditularkan ke
sumsum tulang belakang; ini seketika kuat menyebabkan refleks kontraksi
(atau penurunan kontraksi) dari otot yang sama dari sinyal yang berasal.
Jadi, fungsi refleks untuk menentang perubahan mendadak pada otot
panjang. Refleks regangan yang dinamis berakhir dalam fraksi detik
setelah otot telah menggeliat (atau awalnya) untuk panjang baru, tetapi
kemudian yang lebih lemah statis refleks regangan terus untuk waktu yang
lama setelahnya. Refleks ini diperoleh oleh statis terus-menerus sinyal
reseptor ditularkan oleh kedua primer dan endings.The sekunder
pentingnya peregangan statis refleks adalah bahwa hal itu menyebabkan
tingkat kontraksi otot tetap cukup konstan, kecuali jika sistem saraf
seseorang secara spesifik kehendak sebaliknya.
Yang
sangat penting fungsi dari refleks regangan adalah kemampuannya untuk
mencegah osilasi atau sentakan pada pergerakan mesin tubuh. Ini adalah
fungsi meredam dam memperlancar seperti yang dijelaskan dalam paragraf
berikut. Sinyal dari sumsum tulang belakang sering ditularkan ke otot
dalam bentuk unsmooth, meningkatkan intensitas untuk beberapa milidetik,
kemudian menurun intensitas, kemudian mengubah tingkat intensitas lain,
dan begitu seterusnya.
Refleks
cahaya pada pupil adalah refleks yang mengontrol diameter pupil, sebagai
tanggapan terhadap intensitas (pencahayaan) cahaya yang jatuh pada
retina mata. Intensitas cahaya yang lebih besar menyebabkan pupil
menjadi lebih kecil (kurangnya cahaya yang masuk), sedangkan intensitas
cahaya yang lebih rendah menyebabkan pupil menjadi lebih besar ( banyak
cahaya yang masuk). Jadi, refleks cahaya pupil mengatur intensitas
cahaya yang memasuki mata.
Refleks
kornea, juga dikenal sebagai refleks berkedip, adalah tanpa sadar
kelopak mata berkedip dari yang diperoleh oleh stimulasi (seperti
menyentuh atau benda asing) dari kornea, atau cahaya terang, meskipun
bisa akibat dari rangsangan perifer. Harus membangkitkan rangsangan baik
secara langsung dan respons konsensual (tanggapan dari mata
sebaliknya). Refleks mengkonsumsi pesat sebesar 0,1 detik. Tujuan
evolusioner refleks ini adalah untuk melindungi mata dari benda asing
dan lampu terang (yang terakhir ini dikenal sebagai refleks optik).
Pemeriksaan
refleks kornea merupakan bagian dari beberapa neurologis ujian,
khususnya ketika mengevaluasi koma. Kerusakan pada cabang oftalmik (V1)
dari saraf kranial ke-5 hasil di absen refleks kornea ketika mata
terkena dirangsang. Stimulasi dari satu kornea biasanya memiliki respons
konsensual, dengan menutup kedua kelopak mata normal. [4] Refleks
biseps tes refleks yang mempelajari fungsi dari refleks C5 busur dan
untuk mengurangi refleks C6 derajat busur. Tes ini dilakukan dengan
menggunakan sebuah tendon palu untuk dengan cepat menekan tendon biceps
brachii saat melewati kubiti fosa. Secara spesifik, tes mengaktifkan
reseptor di dalam peregangan otot bisep brachii yang berkomunikasi
terutama dengan C5 dan sebagian saraf tulang belakang dengan saraf
tulang belakang C6 untuk merangsang kontraksi refleks dari otot biseps
dan menyentakkan lengan bawah.
Demikianlah Artikel Rangkuman Materi Fisiologi Sistem Saraf
Sekian artikel Rangkuman Materi Fisiologi Sistem Saraf kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Rangkuman Materi Fisiologi Sistem Saraf dengan alamat link https://www.dunia-mulyadi.com/2016/07/rangkuman-materi-fisiologi-sistem-saraf.html
0 Response to "Rangkuman Materi Fisiologi Sistem Saraf"
Post a Comment
Terimakasih atas Kunjungannya serta Komentarnya.....Jangan Lupa Like and Sharenya Thanks......