Materi Biologi SMA Kelas XII Tentang Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan - Pernahkah Anda memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yang berada di daerah berbeda. Walaupun tumbuhan tersebut satu jenis, pertumbuhan dan perkembangannya menunjukkan perbedaan. Permasalahan tersebut umum kita temukan di bidang pertanian.
Meskipun pada prinsipnya pohon kelapa dapat tumbuh di mana saja, tetapi hasil yang diperoleh akan bervariasi jika ditanam bertahap mulai dari daerah pantai (dataran rendah) hingga ke daerah pegunungan (dataran tinggi). Iklim yang sesuai diperlukan oleh tumbuhan agar dapat mengolah makanannya secara optimal dan didukung oleh kondisi tanah yang merupakan sumber makanan selama hidupnya.
Faktor lingkungan yang
mendukung, ditambah dengan potensi dari dalam tubuh tumbuhan merupakan
kombinasi yang mengoptimalkan produktivitas tumbuhan. Dengan demikian, ada dua
hal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, yaitu:
1. faktor internal,
contohnya hormon yang mengontrol pertumbuhan dan perkembangan;
2. faktor eksternal,
contohnya kondisi fisik kimia lingkungan, seperti panjang pendeknya hari,
temperatur, sumber nutrisi, dan pencahayaan.
Jadi, dapat dikatakan
bahwa pertumbuhan dan perkembangan adalah hasil dari interaksi antara faktor
internal (potensi genetik) dengan faktor eksternal (kondisi lingkungannya).
Hilangnya pertumbuhan suatu organ atau jaringan makhluk hidup dapat disebabkan
oleh salah satu faktor di atas saja atau dapat disebabkan oleh kedua-duanya.
Secara genetis, tumbuhan
memiliki kloroplas. Akan tetapi, jika tidak Kata Kunci ada cahaya, kloroplas
tersebut tidak akan terbentuk. Tidak terbentuknya kloroplas dapat disebabkan
oleh faktor genetis dan faktor lingkungan. Kloroplas pada tumbuhan dapat tidak
terbentuk karena tidak diproduksinya enzim yang diperlukan dalam pembentukan
kloroplas atau karena lingkungan tidak menyediakan cahaya atau mineral yang
penting dalam pembentukan kloroplas.
1. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Secara Internal
Faktor internal dipicu
oleh serangkaian proses yang terjadi dalam sel, seperti pembelahan,
pemanjangan, dan diferensiasi. Umumnya, faktor-faktor internal yang ada di
dalam tubuh ini berupa senyawa biokimia, seperti hormon dan enzim.
Hormon merupakan senyawa
kimia yang diproduksi dalam konsentrasi yang kecil oleh tubuh yang akan
memengaruhi sel atau organ target. Pada bahasan ini, kita akan mengenal
beberapa hormon pada tumbuhan yang membantu dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan.
a.
Auksin
Pada 1800-an, Charles
Darwin mengamati pertumbuhan rumput yang selalu menuju arah datangnya cahaya
matahari. Seorang ahli pertanian, Ciesielski, juga mengamati perkembangan akar
yang membelok menuju arah bumi. Kedua kejadian ini menghasilkan pertumbuhan ujung-ujung
tumbuhan yang berbelok. Hal ini baru dimengerti setelah ditemukan hormon auksin
yang bertanggung jawab dalam pemanjangan sel (batang) serta gerakan tropisme
(gerakan sel bagian tumbuhan sesuai dengan arah datangnya rangsangan) pada
tumbuhan.
Auksin sangat mudah terurai oleh cahaya sehingga menimbulkan gerakan fototropisme (gerakan yang disebabkan oleh rangsang cahaya). Auksin yang tidak terurai oleh cahaya dapat menimbulkan pertumbuhan yang cepat di tempat gelap atau disebut etiolasi.
Auksin sangat mudah terurai oleh cahaya sehingga menimbulkan gerakan fototropisme (gerakan yang disebabkan oleh rangsang cahaya). Auksin yang tidak terurai oleh cahaya dapat menimbulkan pertumbuhan yang cepat di tempat gelap atau disebut etiolasi.
Auksin didominasi oleh
senyawa golongan IAA (Indol Asetic Acid). Dalam konsentrasi sangat sedikit
(10-5 M), auksin dapat memengaruhi tumbuhan, di antaranya:
1) dapat memicu
pembelahan sel dan pemanjangan sel;
2) memengaruhi dalam
pembentukan pucuk atau tunas baru dan jaringan yang luka.
b.
Giberelin
Giberelin ditemukan
secara tidak sengaja oleh seorang peneliti Jepang bernama Fujikuro di tahun
1930-an. Ketika itu, ia sedang mengamati penyakit Banane pada tumbuhan padi.
Padi yang terserang oleh sejenis jamur memiliki pertumbuhan yang cepat sehingga
batangnya mudah patah. Jamur ini kemudian diberi nama Gibberella fujikuroi yang
menyekresikan zat kimia bernama giberelin.
Giberelin ini kemudian
diteliti lebih lanjut dan diketahui banyak berperan dalam pembentukan bunga,
buah, serta pemanjangan sel tumbuhan. Kubis yang diberi hormon giberelin dengan
konsentrasi tinggi, akan mengalami pemanjangan batang yang mencolok. Beberapa
fungsi dari hormon giberelin adalah:
1) berperan dalam
dominansi apikal, pemanjangan sel, perkembangan buah, perbungaan, dan mobilisasi
cadangan makanan dari dalam biji;
2) ikut berpengaruh
terhadap pembentukan akar tumbuhan karena giberelin umum terdapat di bagian
meristematik pada akar.
c.
Sitokinin
Aktivitas sitokinin
pertama kali teramati ketika pembelahan sel oleh Folke Skoog dari Universitas
Wisconsin, Amerika Serikat. Sitokinin, sesuai dengan namanya (sito= sel, kinin=
pembelahan) berperan dalam pembelahan sel, pemanjangan sel, morfogenesis,
dominansi apikal, dan dormansi.
d.
Asam absisat
Asam absisat ditemukan
oleh peneliti yang bekerja pada penelitian tentang dormansi pohon. Zat kimia
yang diambil dari dedaunan sebuah pohon ternyata memengaruhi pertumbuhan pucuk
dan menginduksi pembentukan tunas. Asam absisat berperan dalam penuaan,
dormansi pucuk, perbungaan, memacu sintesis etilen, dan menghambat pengaruh
giberelin.
e.
Etilen
Fenomena gas etilen
pertama kali diamati oleh ilmuwan mulai abad ke 19. Pada masa itu, sumber
penerangan lampu jalanan yang digunakan berasal dari pemanasan oleh batubara.
Pepohonan yang berada di sekitar pembuangan gas pembakaran diketahui
menggugurkan daunnya secara tidak wajar. Pada tahun 1901, sekelompok peneliti
dari Rusia menemukan adanya gas etilen pada pembakaran tersebut dan menyebabkan
daun berguguran. Kini, etilen telah secara luas digunakan sebagai zat pengatur
tumbuh pada tumbuhan. Pengaruh etilen ini adalah sebagai berikut.
1) Hormon ini akan
menghambat pembelahan sel, menunda perbungaan, dan menyebabkan absisi atau
pengguguran daun.
2) Buah terlebih dahulu
akan mengalami pematangan sebelum mengalami pengguguran. Jadi, etilen membantu
dalam proses pematangan buah.
2. Faktor yang
Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Secara Eksternal
Faktor-faktor eksternal
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan di antaranya adalah cahaya,
temperatur, kandungan air, dan kesuburan tanah.
a.
Makanan (Nutrisi)
Semua makhluk hidup
membutuhkan makanan (nutrisi) untuk sumber energi. Unsur yang diperlukan
tumbuhan dalam jumlah besar yang disebut elemen makro atau unsur makro. Elemen
makro terdiri atas karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, fosfor, kalium,
dan magnesium. Selain itu, ada elemen yang disebut elemen mikro atau unsur
mikro seperti besi, klor, tembaga, seng, molibdenum, boron, dan nikel. Elemen
mikro adalah unsur yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah sedikit
Keadaan fisiologis
berupa kekurangan elemen makro atau mikro disebut defisiensi. Defisiensi yang
terjadi pada tumbuhan akan berpengaruh terhadap proses pertumbuhan. Contohnya,
daun tumbuhan akan menguning jika kekurangan besi (Fe), karena Fe berfungsi dalam
pembentukan klorofil. Selain itu, besi merupakan salah satu unsur yang
diperlukan pada pembentukan enzim-enzim pernapasan yang mengoksidasi
karbohidrat menjadi karbondioksida dan air. Contoh lainnya, jika tumbuhan
kekurangan unsur fosfor, tepi daunnya akan menggulung.
Jadi, media tanam untuk
tumbuhan harus memenuhi elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan. Pemupukan
merupakan salah satu cara penambahan nutrisi yang dibutuhkan tumbuhan. Pengaruh
nutrisi tumbuhan dapat terlihat jika bercocok tanam menggunakan
hidroponik.
Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam. Media tanam dapat berupa air, kerikil, pecahan genting, dan gabus putih. Media kultur yang sering digunakan adalah kultur air. Tumbuhan ditanam pada air yang telah dicampurkan berbagai mineral untuk menyuplai kebutuhan tumbuhan. Jika tumbuhan yang ditanam pada kultur air kekurangan nutrisi, tumbuhan tidak akan tumbuh baik.
Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam. Media tanam dapat berupa air, kerikil, pecahan genting, dan gabus putih. Media kultur yang sering digunakan adalah kultur air. Tumbuhan ditanam pada air yang telah dicampurkan berbagai mineral untuk menyuplai kebutuhan tumbuhan. Jika tumbuhan yang ditanam pada kultur air kekurangan nutrisi, tumbuhan tidak akan tumbuh baik.
b.
Cahaya
Cahaya merah, biru,
hijau, dan biru violet berperan sebagai sumber energi dalam proses
fotosintesis. Makanan hasil fotosintesis yang terdapat pada tumbuhan akan
digunakan untuk pertumbuhan. Biji yang ditanam dan ditempatkan di tempat teduh
akan tumbuh cepat, tetapi abnormal (tubuh lemah). Peristiwa dinamakan etiolasi.
Cahaya dapat mengubah
leukoplas menjadi kloroplas. Tersedianya cahaya yang memadai akan meningkatkan
pembentukan kloroplas. Pada tumbuhan yang sama, tetapi hidup pada tempat yang
berbeda pencahayaannya akan menimbulkan perbedaan ukuran daun.
Daun dari tumbuhan yang
berada di tempat yang cukup mendapatkan cahaya memiliki ukuran yang lebih
sempit, tetapi jaringan mesofilnya lebih tebal daripada daun dari tumbuhan yang
berada di tempat yang kurang mendapatkan cahaya. Tinggi tumbuhan pada tempat
yang kurang cahaya, lebih tinggi daripada tumbuhan yang hidup pada tempat cukup
cahaya.
Hal ini disebabkan pada tumbuhan yang hidup pada tempat yang kurang mendapatkan cahaya, transpirasinya rendah sehingga kandungan air lebih tinggi. Tingginya kandungan air memacu pembelahan sel dan pelebaran sel. Akan tetapi, berat tumbuhan menjadi lebih rendah karena aktivitas fotosintesis rendah. Stomata pada tumbuhan yang berada di tempat yang kurang mendapatkan cahaya memiliki jumlah lebih sedikit, tetapi ukurannya besar.
Hal ini disebabkan pada tumbuhan yang hidup pada tempat yang kurang mendapatkan cahaya, transpirasinya rendah sehingga kandungan air lebih tinggi. Tingginya kandungan air memacu pembelahan sel dan pelebaran sel. Akan tetapi, berat tumbuhan menjadi lebih rendah karena aktivitas fotosintesis rendah. Stomata pada tumbuhan yang berada di tempat yang kurang mendapatkan cahaya memiliki jumlah lebih sedikit, tetapi ukurannya besar.
Tumbuhan yang berada
pada tempat yang mendapatkan cahaya cukup, memiliki jumlah stomata lebih banyak
dengan ukuran yang kecil. Sistem perakaran tumbuhan yang hidup pada tempat yang
cukup mendapatkan cahaya lebih lebat dibandingkan dengan sistem perakaran
tumbuhan yang berada pada tempat kurang mendapatkan cahaya.
Adanya perbedaan letak
geografis menyebabkan perbedaan lamanya pencahayaan yang diterima oleh
tumbuhan. Pada daerah yang memiliki empat musim, kadang-kadang waktu siang
lebih lama daripada waktu malam atau waktu malam lebih lama daripada waktu
siang.
Respons tumbuhan terhadap lama pencahayaan dinamakan fotoperiodisme. Respons tumbuhan yang dimaksud adalah pertumbuhan, perkembangan, dan produksi. Fotoperiodisme dikendalikan oleh fitokrom yang ditemukan oleh Sterling B. Hendrik. Fitokrom adalah suatu protein berwarna biru pucat yang terdistribusikan pada jaringan tumbuhan dengan konsentrasi rendah serta mampu menerima cahaya merah (λ = 660 nm) dan infra merah (λ = 730 nm).
Respons tumbuhan terhadap lama pencahayaan dinamakan fotoperiodisme. Respons tumbuhan yang dimaksud adalah pertumbuhan, perkembangan, dan produksi. Fotoperiodisme dikendalikan oleh fitokrom yang ditemukan oleh Sterling B. Hendrik. Fitokrom adalah suatu protein berwarna biru pucat yang terdistribusikan pada jaringan tumbuhan dengan konsentrasi rendah serta mampu menerima cahaya merah (λ = 660 nm) dan infra merah (λ = 730 nm).
Berdasarkan respon
tumbuhan terhadap waktu terang atau waktu gelap, tumbuhan dapat dibedakan
menjadi tumbuhan hari pendek (short-day plant), tumbuhan hari panjang (long-day
plant), dan tumbuhan hari netral (neutralday plant). Penggolongan ini
sebenarnya bergantung waktu gelap.
Tumbuhan hari pendek
adalah tumbuhan yang membentuk bunga jika lamanya waktu malam lebih panjang
daripada waktu siang. Tumbuhan yang tergolong hari pendek adalah kedelai,
tembakau, stroberi dan Chrysanthemum indicum.
Tumbuhan hari panjang adalah
tumbuhan yang membentuk bunga jika lamanya waktu malam lebih pendek daripada
waktu siang. Tumbuhan yang termasuk long-day plant adalah gandum, bit, dan
bayam. Tumbuhan hari netral adalah tumbuhan yang berbunga jika lamanya waktu
siang sama dengan waktu malam. Tumbuhan yang tergolong neutralday plant adalah
jagung, kacang merah, mentimun, dan kapas.
c.
Temperatur
Temperatur sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan. Hal ini karena berkaitan dengan
aktivitas enzim dan kandungan air dalam tubuh tumbuhan. Semakin tinggi
temperatur, semakin besar pula transpirasi. Akan tetapi, kandungan air dalam
tubuh tumbuhan akan semakin rendah sehingga proses pertumbuhan akan semakin
lambat.
Temperatur yang rendah dapat memecahkan masa istirahat pucuk atau biji. Perlakuan temperatur yang rendah akan memacu pembentukan ruas yang lebih panjang daripada ruas dari tumbuhan yang tumbuh di daerah bertemperatur tinggi. Perlakuan dengan temperatur dapat merangsang perkecambahan biji, peristiwa ini dinamakan vernalisasi.
Temperatur yang rendah dapat memecahkan masa istirahat pucuk atau biji. Perlakuan temperatur yang rendah akan memacu pembentukan ruas yang lebih panjang daripada ruas dari tumbuhan yang tumbuh di daerah bertemperatur tinggi. Perlakuan dengan temperatur dapat merangsang perkecambahan biji, peristiwa ini dinamakan vernalisasi.
Termoperiodis adalah
perbedaan temperatur antara siang dan malam, yang dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan suatu jenis tumbuhan. Tumbuhan tomat akan tumbuh baik jika
temperatur siang mencapai 26°C dan temperatur malam mencapai 20°C. Pembentukan
buah terjadi jika temperatur malam mencapai 15°C. Akan tetapi, buah tidak
terbentuk jika temperatur malam mencapai 25°C.
d.
Air
Air merupakan senyawa
yang sangat penting bagi tumbuhan. Air berfungsi membantu reaksi kimia dalam
sel. Selain itu, air menunjang proses fotosintesis dan menjaga kelembapan.
Kandungan air yang terdapat dalam tanah berfungsi sebagai pelarut unsur hara
sehingga unsur hara tersebut mudah diserap oleh tumbuhan. Selain itu, air
memelihara temperatur tanah yang berperan dalam proses pertumbuhan. Pertumbuhan
akan berlangsung lebih aktif pada malam hari daripada siang hari karena pada
malam hari kandungan air dalam tubuh tumbuhan lebih tinggi daripada siang hari.
e.
pH
Derajat keasaman tanah
(pH tanah) sangat berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara yang diperlukan
oleh tumbuhan. Pada kondisi pH tanah netral unsur-unsur yang diperlukan,
seperti Ca, Mg, P, K cukup tersedia. Adapun pada pH asam, unsur yang tersedia
adalah Al, Mo, Zn, yang dapat meracuni tubuh tumbuhan.
f.
Oksigen
Keadaan kadar oksigen
yang terdapat dalam tanah selalu berlawanan dengan kadar air dalam tanah. Jika
kandungan air tinggi, kandungan udara akan rendah. Kandungan oksigen dalam
tanah sangat penting untuk respirasi sel-sel akar yang akan berpengaruh
terhadap penyerapan unsur hara.
Materi Biologi SMA Kelas XII Selengkapnya Klik di sini.
Sumber : http://www.materisma.com/
Demikianlah Artikel Materi Biologi SMA Kelas XII Tentang Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Sekian artikel Materi Biologi SMA Kelas XII Tentang Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Materi Biologi SMA Kelas XII Tentang Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dengan alamat link https://www.dunia-mulyadi.com/2015/10/materi-biologi-sma-kelas-xii-tentang.html
Ini masih kurang lengkap.
ReplyDeleteIni masih kurang lengkap ...ya
ReplyDelete